Badui Najd Membunuh Muslim, Tapi Mencium Zionis
Saksikan video pertemuan Gold dan Eshki:
Kebencian Badui Najd “Saudi” terhadap
Islam dan Muslim, serta kecintaan dan kemesraan mereka terhadap Zionis
tampak jelas pada tanggal 4 juni di Washington.
Rahasia hubungan erat antara Badui Najd
dan Zionis, sekarang mulai terlihat di tempat terbuka seperti pertemuan
yang terjadi baru-baru ini, antara perwakilan senior dari kedua rezim di
Washington.
Pertemuan ini diselenggarakan oleh Dewan Hubungan Luar Negeri di Washington DC pada 4 Juni.
Anwar Isyki, pensiunan jenderal asal
Saudi, dan pernah menjadi penasihat pemerintah, serta Dore Gold, bakal
menjabat direktur jenderal di Kementerian Luar Negeri Israel. Keduanya
bertemu untuk membicarakan keinginan kuat kedua negara (Arab
Saudi-Israel) dalam menjalin kerjasama.
Disisi lain keduanya berpidato soal
ancaman nuklir Iran di Ibu Kota Washington D C, Amerika Serikat. Sehabis
menyampaikan pemikiran serupa mengenai ancaman negeri Mullah itu,
keduanya berpose bersama dan bersalaman.
“Saudi” yang diwakili Anwar Eshki tidak
hanya berbagi platform dengan Zionis Dore Gold, namun keduanya juga
berbicara tentang antisipasi kesepakatan nuklir Iran dengan kelompok
negara P5 + 1.
Kedua negara sama-sama mencemaskan
menguatnya pengaruh Iran di Timur Tengah. Jika negeri Mullah itu
berhasil menjadi negara berkekuatan nuklir, dominasi Israel sebagai
satu-satunya negara adikuasa di kawasan itu bakal terancam. Apalagi
rezim di Teheran tidak sekadar menolak mengakui Israel. Mereka juga
bersumpah melenyapkan negara Zionis itu.
Gold dan Eshki, keduanya berbicara
perdamaian antara Israel dengan Arab Saudi dan kebencian mereka terhadap
Republik Islam Iran, yang mereka gambarkan sebagai ancaman utama untuk
“stabilitas regional”.
Ungkapan “stabilitas regional” adalah
bentuk eufemisme atas dominasi Zionis di kawasan. Mereka puas terhadap
penguasa yang patuh kepada Zionis dan imperialis, tetapi tidak bisa
mentolerir siapapun yang berdiri menentang Zionis.
Pertemuan itu, lebih mencerminkan
kebencian mendalam Badui Najd tehadap Islam, Eshki berbicara panjang
lebar tentang “bahaya Iran bagi kawasan”.
Dia tidak melihat kebrutalan “Saudi”
dalam perang Yaman, yang telah membunuh ribuan warga sipil yang tidak
berdosa, bahkan ia juga tidak melihat keberutalan Zionis dalam membantai
rakyat Palestina.
Prilaku Badui Najd ini, sama persis
dengan suku Quraisy yang membenci Nabi Saw dan merangkul Yahudi Yastrib
untuk melawan Nabi. Eshki menyatakan kecemasan terhadap muslim Iran dan
mengulurkan tangannya (berdamai) kepada Zionis.
Dia juga mengatakan tentang “inisiatif
perdamaian Arab-Israel” yang diusung Saudi pada tahun 2002, dan
mengatakan sebagai prioritas utama. Hal ini pada dasarnya menyerahkan
Arab kepada Zionis Israel dengan imbalan kelanggengan kekuasaan monarki
Saudi.
Ada banyak pertemuan rahasia antara Badui
Najdi dan penjajah asing Palestina, seperti pertemuan di India, Italia,
Republik Ceko, Camp David, Washington dan beberapa negara lainnya.
Hubungan ini terkuak sejak 2009 lalu, dan
secara intensif pertemuan rahasia kedua negara terjadi pada tahun
2013-2014. Hubungan ini didorong atas rasa kekhawatiran mereka terhadap
Republik Islam Iran, yang diambang penandatanganan perjanjian dengan
negara-negara barat, yang akan meningkatkan pengaruh Teheran.
Selama dua tahun terakhir, Badui Najd telah membayar lebih dari $ 16000000000 untuk kaum Zionis sebagai uang perlindungan.
Pesan dukungan dan persahabatan juga
terjadi antara kedua negara (Arab Saudi – Israel) di tingkat atas.
Seperti, ketika Jagal Zionis Ariel Sharon meninggal (setelah koma berapa
bulan), almarhum Raja Abdullah mengirim pesan belasungkawa kepada
pemerintah Zionis dan keluarga mendiang Ariel Sharon.
Presiden Israel Reuven Rivlin membalasnya
ketika Raja Abdullah meninggal dalam pesan belasungkawanya, dia menulis
“Raja Abdullah sebagai raja yang moderat dan orang yang cinta damai.
Kedua rezim (Raja Abdullah dan Ariel Sharon) adalah musuh Islam. Mereka adalah penjajah asing di tanah suci.
Badui Najd secara ilegal menduduki tanah suci Arabia, sementara Zionis merebut Al-Quds, tempat suci kaum muslimin di Palestina.
(Arrahmah-News/ABNS)
0 komentar:
Posting Komentar