Dalam kitab Faidul Ghadir Syarah Jami’us Shogir, yang dikarang oleh Al-Manawi, pada jilid 3 halaman 18, terbitan Darul Fikr, tahun 2006:
Alamah al Manawi memberikan penjelasan tentang hadis "Inni Tarikum fiikum Khalifatayn...dst" yang artinya : " Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua khalifah, kitab Allah (Al-Qur'an) merupakan tali yang terbentang antara langit dan bumi dan itrahku Ahlulbaytku (keluargaku) sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya datang di telaga haudh.
didalam menjelaskan hadis ini al Manawi menukil kalimat dari al Qurthubi yang bermadzhab al Maliki.
Al Qurthubi berkata : " Dan wasiat ini ( saya tinggalkan kepada kalian dua KHalifah...) serta penekanan yang sangat besar ini (dari Rasulullah saw yang di embankan kepada umat ini) menunjukan wajibnya menghormati keluarga Nabi saw dan berbuat baik kepada mereka serta memuliakan mereka dan mencintai mereka sebagai kewajiban yang telah ditetapkan dan sangat di tekankan yang mana tidak ada alasan bagi seorangpun untuk menentang hal tersebut.
hal ini seperti yang telah diketahuidari kekhususan mereka disisi Nabi saw dan dikarenakan mereka adalah bagian dari Nabi saw, maka mereka adalah pokok (akar) dari Nabi saw yang mana Nabi saw berasal dari mereka dan keluarga Nabi adalah cabang-cabangnya yang mana mereka berasal dari Nabi saw, sebagaimana sabda Nabi saw : " Faathimah adalah belahan jiwaku"
Bersamaan dengan itu Bani Umayyah menanggapi wasiat Nabi saw tersebut dengan PEMBANGKANGAN dan KEDURHAKAAN.
Maka Bani Umayyah menumpahkan darah-darah ahlulbayt serta menawan wanita-wanita dan anak-anak ahlulbayt Nabi saw dan menghancurkan rumah-rumah mereka (ahlulbayt) dan mengingkari kemuliaan dan keutamaan mereka (ahlulbayt).
Bani Umayyah membolehkan MENCACI dan MELAKNAT ahlulbayt, maka Bani Umayyah telah menentang al Musthofa dalam wasiat beliau saw, mereka menanggapi wasiat tersebut berlawanan dengan maksud dan harapan Rasulullah saw. Alangkah malunya mereka (Bani Umayyah) jika mereka berada dihadapan Rasulullah saw kelak (di akhirat), dan Alangkah buruknya mereka (Bani Umayyah) pada hari ketika dihadapkan kepada Rasulullah saw kelak di hari kiamat.C. Dalam kitab Faidul Ghadir Syarah Jami’us Shogir, yang dikarang oleh Al-Manawi, pada jilid 3 halaman 18, terbitan Darul Fikr, tahun 2006:
Alamah Manawi memberikan penjelasan tentang hadis "Inni Tarikum fiikum Khalifatayn...dst" yang artinya : " Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua khalifah, kitab Allah (Al-Qur'an) merupakan tali yang terbentang antara langit dan bumi dan itrahku Ahlulbaytku (keluargaku) sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya datang di telaga haudh.
didalam menjelaskan hadis ini al Manawi menukil kalimat dari al Qurthubi yang bermadzhab al Maliki.
Al Qurthubi berkata : " Dan wasiat ini ( saya tinggalkan kepada kalian dua KHalifah...) serta penekanan yang sangat besar ini (dari Rasulullah saw yang di embankan kepada umat ini) menunjukan wajibnya menghormati keluarga Nabi saw dan berbuat baik kepada mereka serta memuliakan mereka dan mencintai mereka sebagai kewajiban yang telah ditetapkan dan sangat di tekankan yang mana tidak ada alasan bagi seorangpun untuk menentang hal tersebut.
hal ini seperti yang telah diketahuidari kekhususan mereka disisi Nabi saw dan dikarenakan mereka adalah bagian dari Nabi saw, maka mereka adalah pokok (akar) dari Nabi saw yang mana Nabi saw berasal dari mereka dan keluarga Nabi adalah cabang-cabangnya yang mana mereka berasal dari Nabi saw, sebagaimana sabda Nabi saw : " Faathimah adalah belahan jiwaku"
Bersamaan dengan itu Bani Umayyah menanggapi wasiat Nabi saw tersebut dengan PEMBANGKANGAN dan KEDURHAKAAN.
Maka Bani Umayyah menumpahkan darah-darah ahlulbayt serta menawan wanita-wanita dan anak-anak ahlulbayt Nabi saw dan menghancurkan rumah-rumah mereka (ahlulbayt) dan mengingkari kemuliaan dan keutamaan mereka (ahlulbayt).
Bani Umayyah membolehkan MENCACI dan MELAKNAT ahlulbayt, maka Bani Umayyah telah menentang al Musthofa dalam wasiat beliau saw, mereka menanggapi wasiat tersebut berlawanan dengan maksud dan harapan Rasulullah saw. Alangkah malunya mereka (Bani Umayyah) jika mereka berada dihadapan Rasulullah saw kelak (di akhirat), dan Alangkah buruknya mereka (Bani Umayyah) pada hari ketika dihadapkan kepada Rasulullah saw kelak di hari kiamat.
(Dalil-dalil-Chanel/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar