Senin, 02 November 2015

Video: Habib Rizieq : “Jangan Jauhkan Kaum Muslimin Dari Asyura dan Sayyidina Husein”

Musuh Sengaja Menjauhkan Umat Islam dari Asyuro dan Sayidina Husein

ULAMA AHLUSSUNNAH MEMPERINGATI ASYURA


Peringatan kesahidan terbunuhnya Sayidina Husein cucu Nabi Muhammad SAW, bukan hanya milik mazhab Syiah, namun milik semua umat Islam yang mengakui Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rosulnya termasuk Ahlussunah.

Pernyataan Ketua Umum Front Pembela Islam itu untuk menegaskan bahwa peringatan terbunuhnya imam ke tiga kaum Syiah itu merupakan fakta sejarah yang ada dalam islam dan diakui semua mazhab.
“Jangan sampai ketika para ulama ahlussunah bicara tentang asyuro dan Sayidina Husein dituding membela atau bermazhab syiah. Pemikiran itu keliru, karena pemikiran tu sengaja dihembuskan oleh musuh islam yang ingin umat islam menjauhi, melupakan nabi dan ahlulbaitnya, kita harus lawan pemikiran itu,” ujar Habib Rizieq.

Lebih lanjut pria yang dikenal tegas itu mengatakan bahwa seluruh mazhab islam harus terus mencintai nabi dan ahlulbaitnya, karena itu diperintahkan alquran dan hadits sahih, sehingga jangan takut ketika ulama ahlussunah bicara tentang Sayyidina Husein dan tragedi Karbala yang menyebabkan terbunuhnya cucu nabi dan keluarganya itu oleh pasukan Yazid bin Muawiyah bin Abu Sofyan di Karbala.

“Tidak usah takut dicap apapun ketika ulama kita bicara tentang Karbala, karena itu adalah milik islam keseluruhan. Justru jika hanya kaum syiah yang merayakannya walau ditengah tuduhan kesesatannya, sementara kita ahlussunah tidak mau mengingat dan memperingati kedukaan itu perlu dipertanyakan sejauh mana kecintaan kita kepada nabi dan ahlulbaitnya?” ujarnya.

Ditempat terpisah, Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Slamet Effendy Yusuf menilai larangan perayaan Asyuro bagi penganut Syiah di Kota Bogor yang dikeluarkan oleh Walikota Bogor, Bima Arya sebagai tindakan yang sangat berlebihan. Pemerintah daerah tidak seharusnya bereaksi hingga mengeluarkan pelarangan terkait kegiatan keagamaan tersebut.

“Orang bisa saja tidak setuju terhadap syiah, namun melarang kegiatan agama seperti Asyura oleh institusi negara adalah berlebihan,” kata Slamet Effendy Yusuf, di Jakarta.

Slamet menilai asyuro hanyalah sebuah ritual keagamaan. Banyak masyarakat Islam yang juga melakasanakan ritual serupa. Bahkan, beberapa daerah di Jawa rutin menggelar kegiatan keagamaan serupa.
Yang menjadi pertanyaan, kata Slamet, apakah kegiatan yang diduga dibawa golongan syiah juga akan dilarang. Semisal kegiatan Tabut di Bengkulu, apakah juga akan dilarang?

Seperti diketahui Walikota Bogor, Bima Arya, telah menerbitkan Surat Edaran No 300/321-Kesbangpol yang isinya melarang perayaan Asyura bagi penganut Syiah di Kota Bogor. Adapun alasan Bima Arya mengeluarkan Surat Edaran tersebut adalah untuk menjaga ketertiban dan keamanan serta mencegah konflik sosial. atas kebijakannya itu kini Arya Bima dinilai sebagai kepala daerah muda yang intoleran.
(Koran-Kita-News/Satu-Islam/ABNS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar